Mari yang tengah asyik menikmati makan siang bersama dua sahabatnya sejenak menoleh, menatap beberapa gadis yang berkerumun di sudut kantin dengan menyelidik. Jika telinganya tidak salah, ia benar-benar mendengar nama Echizen Ryoga tadi.
Tapi, apa benar yang mereka bicarakan itu Echizen Ryoga? Sebelah alisnya terangkat. Heran.
Tidak, tidak, tidak, tidak mungkin! Dari mana mereka mendengar nama itu? Ah pasti Mari salah dengar. Atau mereka salah bicara?
Lagipula, nama Echizen bukan nama yang bisa ditemukan dengan mudah di zaman sekarang. Dan sejauh yang ia tahu, hanya ada satu keluarga pemilik nama itu, yaitu keluarga Ryoma-kun. Dan juga—
"Ada apa?"
Mari terkesiap, pandangannya teralih dari sekumpulan gadis di pojokan dan kini tertuju ke mata hitam sang sahabat. Kaidou Kaoru. Pemuda yang sejak kecil sudah bersamanya, "Kaoru-chan?" gumamnya mendapati Kaidou memberikan tatapan khawatir.
"Kau dari tadi memperhatikan mereka, kenal?" tanya pemuda itu lagi, yang disambut gelengan kepala Mari. Jadi ia memperhatikan mereka toh? Padahal tak ada maksud seperti itu.
"Ne, Mari," suara pemuda lain—Momoshiro Takeshi—memanggil, memaksa Mari beralih menatapnya, pemuda enam belas tahun balas menatap sembari mengunyah makanannya, "Kau tidak suka makananmu kah? Dari tadi tidak dimakan, Sini biar aku saja yang memakan—"
Belum sempat Momo menyelesaikan ucapan, sebuah garpu sukses menancap di sela-sela jarinya, membuat sang pemuda berambut landak berjengit dan menarik tangannya, "Mari-chan kowaaaaaiii."
Mari tak peduli, ia menusuk sosis dan memakannya dengan lahap. Sepenuhnya mengabaikan cibiran Momoshiro. Dan mengabaikan gadis gadis dari kelas dua itu.
Ia pasti salah dengar.
One Piece © Eiichirou Oda
The Prince of Tennis © Konomi Takeshi
Shocking! Second Brother Appears © Mari-chan