(~●ω●)~ ~(●ω●)~ ~(●ω●~) Hello, Mari-chan is here ★★★ A cheerful, sweet, innocent and light idiot girl who loves Trafalgar Law more than anyone ♡♡♡ Trafalgar Law's Wife ♡ Fushichou Marco's Niece ★★ Sabo & Echizen Ryoga's Sister★ ★ Whitebeard Pirates & Heart Pirates ★★ Kaidou Kaoru and Momoshiro Takeshi's Bestfriend ★★ One Piece ── One Piece Live Attraction ★ Prince of Tennis ★ Hunter X Hunter ★ Death Note ★ MarcoAce is Life. MarcoAce is Love ♥ Sweet Combi ♥ Rival Pair ♥ Seigaku ★ Extremely biased towards Ishiwatari Mashu and Kimura Tatsunari ♥ Yoroshiku ♥ and welcome to my (weird) blog (ノ゚▽゚)ノ

Friday, 8 January 2016

Hat and Date


Bagi seorang Trafalgar Law, topi miliknya itu sangat penting, mungkin tidak seperti Mugiwara No Luffy yang menganggapnya sebagai separuh nyawa, tapi baginya, topinya itu sama dengan... entahlah, identitasnya mungkin.

Dan Law merasa sangat bukan dirinya saat ia tidak mengenakan topi bulunya itu.

Kenapa di hari yang cerah ini Law malah memikirkan topinya? Ya karena tidak lain dan tidak bukan, sejak ia dan krunya turun dari kapal dan berjalan-jalan di pulau yang mereka singgahi, ia sudah merasa kehilangan jati diri karena si bodoh Mari itu dengan senyum sok manis mengatakan ingin meminjam topinya.

Sebenarnya Law bisa saja menolaknya tapi ia ingat hari ini adalah hari yang penting bagi Mari, karena itu ia tidak bisa menolak permintaan sang gadis.

Tapi melihat Mari yang masih bersikap wajar dan tidak neko-neko, sepertinya gadis itu lupa tentang hari ini.


Gadis bodoh. 

Dan sekarang kabar buruk lainnya, Mari yang sedang memakai topinya itu tidak ada lagi di sekelilingnya.

Gadis itu lenyap begitu saja. Membawa topinya. Itu mimpi buruk!

Kenapa gadis itu selalu saja membuat masalah. Sekarang Law tidak hanya mengkhawatirkan topinya, tapi juga gadis yang memakainya.

Atau malah ia lebih mengkhawatirkan sang gadis daripada topinya? Mufufufu


One Piece © Eiichiro Oda

Hat and Date © Mari-chan 

Special for Mari's Birthday



Law berjalan cepat menuju ke pusat kota. Tujuannya? Sudah jelas adalah Mari, oh, maksudnya adalah topinya.

Mungkin saja Mari ada di sana.

Dan di sepanjang perjalanan Law ke kota, ia benar-benar merasa menjadi pusat perhatian.

Hampir setiap orang menatap dirinya dengan tatapan aneh.

Che, harusnya ia membawa Kikoku bersamanya tadi, ia bisa langsung menebas mereka kalau mereka menatapnya seperti itu lagi. 

"Apa isi pikiranmu itu hanya menebas saja, Traffy no baka!"

Law terhenyak saat telinganya menangkap sebuah suara dan seringai pun nampak menghiasi wajahnya begitu ia melihat sosok di depannya yang barusan berucap.

Siapa lagi kalau bukan Mari?

Gadis itu masih mengenakan topi kesayangannya dan ia berkacak pinggang sok galak di depannya.

"Heh, kau bisa membaca pikiranku? Sok tahu," balas Law pelan, masih berusaha stay cool. Padahal sebenarnya ia ingin melompat kegirangan karena orang yang ia cari malah muncul sendiri di depannya.

Tunggu. Itu terlalu OOC. Pokoknya intinya sebenarnya Law senang sekali melihat Mari.

Law berjalan pelan menuju tempat Mari,  mengulurkan tangan kirinya ke arah gadis itu dan mengambil topi yang masih menempel di kepalanya.

"Hei, jangan diambil!" protes Mari, ia merebut kembali topi yang dari tadi ia pakai dari tangan Law sambil mengerucutkan bibir.

"Dasar kau ini," gumam Law, ia mengacak surai hitam Mari sebelum gadis itu sempat memakai topinya lagi.

"Ih, rambutku berantakan..." buru-buru Mari memakai kembali topi milik Law sebagai penutup kepalanya.



Hat and Date 



"Traffy, tadi saat jalan-jalan dengan Bepo di sekitar sini, aku malah kehilangan dia... ah, Bepo pasti nyasar," ucap Mari agak melas, ia menggandeng lengan kekar Law yang berjalan bersisian dengannya.

Law mendelik, yang benar pasti Bepo yang kehilangan Mari.

"Ah, bagaimana kalau kita cari Bepo sambil jalan-jalan, hehe."

Law ingin sekali mengatakan 'tidak!' Dengan penuh penekanan karena ia yakin itu hanya alasan Mari saja.

Tapi niatnya untuk menolak langsung pupus saat melihat senyum semangat dari Mari. Hhhh, senyum itu yang selalu membuat dirinya tak berkutik.

Tak apalah, sekali-kali jalan-jalan berdua dengan Mari, apalagi hari ini kan hari yang berbeda dengan hari-hari biasanya, sepertinya menyenangkan dan tidak akan terjadi hal buruk, memangnya apa yang bisa gadis kecil itu lakukan?



Hat and Date 



Law mematung dengan ekspresi yang sangat tidak bisa digambarkan oleh apa pun, terutama saat ia mengingat ucapannya yang mengatakan bahwa bersama Mari akan menyenangkan.

Karena bersama gadis itu sama sekali tidak menyenangkan. Malah sebaliknya.

Gadis itu tidak bisa berhenti bicara barang sedetik dan mengajaknya ke berbagai tempat, toko boneka, toko es krim, toko roti (kalau boleh jujur sebenarnya Law ingin sekali kabur saat Mari menyeretnya ke toko yang sangat tidak ia sukai itu) dan puncaknya adalah sekarang ini, Mari mengajaknya masuk ke toko aksesoris.

Dan di dalam sana banyak sekali gadis-gadis seusia Mari yang sedang memilih berbagai jenis aksesoris.

"Traffy, ayo masuk!" tangan kecil Mari masih berusaha menarik Law yang masih mematung di depan sebuah bangunan yang demi apapun sangat tidak ingin ia masuki.

"Tidak, kau saja yang masuk! Kutunggu di luar," tolak Law, ia menarik tangannya dari tangan Mari dan buru-buru memasukkannya ke saku celana.

"Mou... ada sesuatu yang ingin kubeli di sana, ayolaaaah~" Mari masih merengek dan itu membuat Law geram.

"Mari, kau tidak lihat di sana itu isinya barang-barang perempuan, lucu kalau aku masuk ke sana," protes Law.

"Eh? Traffy 'kan masuk bersamaku, pasti tidak apa-apa, mereka juga pasti tahu kalau kau mengantarku, hehe."

"Tidak."

"Traffy..."

"Aku bilang tidak, ya, tidak."

"Traffy... aku mohoooon..."

"Mari!" Law yang kesabarannya mulai habis tanpa sadar membentak Mari dengan suara yang bisa dibilang tidak seperti biasanya.

Mata hitam Law melebar melihat ekspresi Mari yang tadinya ceria menjadi murung karena bentakannya, ia tidak bermaksud melakukannya, hanya saja ia sedikit emosi karena Mari terlalu memaksa─

"Traffy ahou!"

Law tersentak mendengar bentakan itu, apalagi saat sang gadis berlari meninggalkannya yang masih berdiri mematung di depan toko.

"Kuso... bagaimana ini?" gumam Law, ia mengacak rambut gelapnya. Kalau Mari sudah marah, pasti susah sekali untuk berbaikan lagi dengannya.

Dokter bedah ini menghela nafas panjang, kenapa ia malah membuat Mari marah di hari ini?  Ia menolehkan kepalanya, menatap toko aksesoris yang sangat ingin dikunjungi oleh Mari.

1 detik

5 detik

Kaki panjang Law akhirnya (dengan sangat terpaksa) memasuki bangunan kecil tapi sangat terlihat ceria itu (yang tentu saja mengingatkan Law pada Mari). Berusaha mencari sesuatu yang bisa membuat hubungannya dengan Mari kembali membaik.

Sebagai alat minta maaf dan juga─hadiah untuknya.



Hat and Date 



10 menit kemudian, Law keluar dari toko dengan menenteng sebuah tas berisi sesuatu yang tadi ia beli di dalam toko.

Wajahnya sedikit bersemu, toko aksesoris itu benar-benar horor, kalau bukan karena Mari, ia tidak akan mau memasuki toko itu. Mulai sekarang toko yang berisi segala jenis jepit rambut dan kalung gelang beserta komplotannya itu menjadi toko kedua yang tidak akan pernah Law masuki setelah toko roti.

Oke. Ia benar-benar akan mencatatnya.

Law bergegas meninggalkan toko untuk mencari di mana Mari.

Mencari gadis itu bisa lebih susah daripada mencari tahu apa yang gadis itu sukai. Law sama sekali tidak mengalami kesulitan saat akan mencari benda yang diinginkan Mari. Tapi kalau soal mencari Mari? Pasti membutuhkan cukup waktu.

Apalagi dia sedang marah padanya. Bisa saja Mari malah menghindarinya.

Masa bodohlah, semoga saja gadis itu mau memaafkannya.

Oh, kalau Mari masih marah juga, ia bisa menggunakan cara lain, yang pasti membuat gadis itu luluh.

Smirk.

Seringai mengembang di bibir Law. Oke, pertama-tama ia harus mencari keberadaan Mari.

Kaki-kaki milik Law menelusuri jalanan yang ramai, mencari di mana gadis itu.

Untuk sesaat saja Law berharap Mari kembali tersesat dan tiba-tiba muncul di depannya seperti tadi.

Tapi nyatanya?

"Senchou? Sedang apa di sini? Dan mana topimu? Lalu, apa yang Senchou bawa itu?"

Law ingin sekali men-shambles dirinya sendiri dan memindahkan dirinya ke dalam kamarnya saat ia malah bertemu dengan Penguin, Shachi dan Bepo.

"Ehm, kalian sendiri sedang apa di sini?" balasnya cuek, masih mencoba menyembunyikan keterkejutannya.

"Kami mencari Mari."

Lha?



Hat and Date



"Gadis itu tingginya sekitar ini," Penguin mengarahkan tangan kanannya di sekitar pundak, "Atau lebih pendek lagi, aku bahkan tidak tahu itu terhitung tinggi atau pendek, pokoknya gadis itu bertubuh kecil, dia memakai kaos berwarna putih dengan jaket biru dan celana jeans warna biru, gadis itu punya rambut hitam yang panjang dan mengenakan topi bulu berwarna putih dengan corak coklat, apa anda melihatnya?"

Law menatap Penguin dengan tatapan tidak percaya, ia menepuk keningnya dan menyenderkan tubuhnya ke tubuh gendut Bepo sambil menghela nafas, "Apakah dia berkata seperti itu setiap bertanya kepada orang di mana Mari?"

Law merasakan Bepo mengangguk dan itu semakin membuatnya sweatdrop. Penguin, kau norak sekali.

"Senchou! Orang tadi melihat Mari pergi ke arah sana, pasti belum jauh, Senchou!"

Dengan pelan Law bangkit dari posisinya yang tadi menyender ke Bepo dan berjalan ke arah Penguin, ia menepuk pundak salah satu nakama-nya itu, "Lain kali kita cari Mari dengan cara bajak laut," ucapnya dengan nada penuh penekanan.

"Ha-hai, Senchou!"

......

Sesuai informasi yang didapat Penguin, Law dan yang lain langsung bertemu dengan sosok yang sama dengan yang tadi dibeberkan Penguin.

Tubuh kecil, jaket biru, celana biru dan yang paling mencolok adalah topi di kepalanya, itu adalah topi milik Law. Tidak salah lagi, itu adalah Mari.

"Mariiii," teriak Bepo, ia berlari ke arah sang gadis dan langsung memeluknya dengan erat, Mari yang kaget karena terjangan Bepo hanya bisa meringis kesakitan.

"Summimasen!" Buru-buru Bepo melepaskan pelukan mautnya dan menundukkan kepala karena merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, kok, Bepo-chii, aku hanya kaget tadi, ahaha."

Law yang sedari tadi memperhatikan Mari dan Bepo perlahan melengkungkan bibir membentuk senyuman tipis. Ia berjalan ke arah mereka dan merangkul pundak kecil Mari untuk mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apapun.

"Traffy! Aku masih marah padamu, tahu! Jangan bersikap sok manis! Lepaskan!"

Tapi Law tidak merespon, ia belum melepaskan rangkulannya pada pundak sang gadis.

"Traffy!!!!"

"Diam atau aku yang akan membuatmu diam."

"..."

Smirk!

Sang pemuda menyeringai tipis saat gadis di dekapannya mendadak diam karena gertakannya.

"Aku masih belum memaafkanmu, ingat itu!" Law mengangkat alis mendengar gumaman Mari tapi lagi-lagi ia tidak peduli.

"Bepo, Penguin, Shachi, ayo kembali ke kapal," ujar Law mengalihkan topik pembicaraan.

"Aye! Captain!"

"Baka, Traffy baka, Traffy baka!"



Hat and Date 



"Apa! Aku tidak akan semudah itu memaafkanmu!"

"Siapa juga yang mau minta maaf?"

Tuing!

Kening Mari berdenyut menahan emosi, dasar.... Pemuda bertato itu memang tidak berperasaan, sudah salah tapi tidak mau meminta maaf padanya.

Dia itu pura-pura bodoh atau memang benar-benar bodoh, sih, dia sadar atau tidak kalau Mari sudah kehilangan kesempatan memasuki toko kesukaannya karena keegoisan dari dokter bedah itu!

Padahal ia mau membeli sesuatu.

"Ya sudah, aku mau tidur!" kata Mari lagi, gadis ini benar-benar dipenuhi emosi, dan berdebat dengan pemuda yang ia panggil Traffy itu pasti hanya akan menambah emosinya.

"Aku belum selesai bicara, Mari."

Mari berhenti melangkah, ia menoleh ke arah Law yang masih duduk santai di salah satu kursi yang ada di perpustakaan mininya, "apa lagi, sih!" bentaknya tidak sabar.

"Kau melupakan topiku."

Gubrak!! 

Grrrhhhh 

Kesabaran Mari sudah habis, ia sudah tidak bisa menahannya, ia melepas topi di kepalanya, berjalan cepat ke arah Law dan melemparkan topi bulunya ke pangkuan pemuda itu, "ambil topimu, aku tidak butuh!"

Segera setelah mengatakan hal itu, Mari mengambil langkah seribu untuk meninggalkan perpustakaan.

Tuk!

"Ittai!" 

Benturan antara kepalanya dengan sebuah benda lagi-lagi menghentikan langkah Mari yang hampir mencapai pintu keluar, gadis ini mengusap belakang kepalanya dan melirik benda yang tadi mengenainya, itu sebuah kotak plastik.

"Hng?" Gadis enam belas tahun ini menunduk dan mengambil kotak berwarna biru itu, menelitinya sejenak dan bergumam, "apa ini?"



Hat and Date 



"Ini─"

"Aku tahu kau sangat senang menata rambut panjangmu."

Mari menatap Law dengan tatapan takjub kemudian beralih ke aksesoris rambut di tangannya, beralih ke Law lagi dan begitu seterusnya sampai akhirnya gadis ini terkikik geli.

"Apanya yang lucu?"

Mari tertawa kecil memikirkan Law memasuki toko itu sendirian dan membelikannya jepit rambut lucu-lucu seperti ini, "Tidak kok, uhuk!" elaknya, ia terbatuk karena berusaha menahan tawanya, "Arigatou, Traffy."

"Jangan marah lagi dan soal tadi, aku tidak bermaksud membentakmu jadi lupakan saja," ucap Law lagi yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat di depan Mari, Kapten bajak laut Heart itu menepuk kepala Mari dengan lembut.

He? Itu maksudnya dia mau meminta maaf, ya? Dasar makhluk yang gengsinya selangit! Bilang maaf saja, kok, repot. 

Tapi gadis ini akhirnya mengalah, ia meraih tangan Law yang masih berada di kepalanya, "Baiklah, aku memaafkanmu, karena Traffy pasti butuh perjuangan untuk membelinya."

"Tidak juga, begitu masuk toko aku langsung tahu apa yang paling diinginkan olehmu, kau 'kan gampang ditebak."

....

Dasar sok tahu! 

Tapi biarlah, Mari sudah lelah berdebat dengan Law, dan ia punya banyak jepit-jepit cantik, mood-nya sedang bagus, ia tidak mau merusaknya dengan perdebatan tidak penting dengan Law.

Besok-besok masih ada waktu untuk berdebat, tapi sekarang ia lebih memilih menghabiskan waktu dengan jepit-jepit rambutnya yang cantik dan lucu, "Sudahlah, aku mau ke kamar, jaa," Mari pun bergegas meninggalkan perpustakaan dengan semangat.

Sret!

"Eh?" Langkah Mari terhenti, bola matanya melebar saat tubuhnya tertarik ke belakang dan punggungnya menabrak sesuatu. Tembok? Bodoh, mana mungkin. 

"Baka, bukankah aku mengatakan kalau aku belum selesai bicara, heh!"

Bulu kuduk Mari merinding saat suara berat dan dalam itu terdengar sangat dekat dengannya. Apa... yang terjadi? 

Keringat mengalir dari pelipisnya. Ia juga baru sadar kalau tangan kanan Law melingkari perutnya yang kecil.

Ini. Tidak bagus. 

Tubuh kecil Mari mematung sempurna, jantungnya berdetak ribuan kali lebih cepat. Gawat. Gawat. Gawat. Law berada sangat dekat. Matilah aku! 

"A-apa maksudmu?"

"Apa ya? Menurutmu apa?"

"..."

Hah? Menurutnya? Memangnya apa? Mana ia tahu? Bagaimana ini, bukankah ia sudah memaafkan Law tadi? Apa lagi, sih, maunya Kapten satu ini.

"A-aku 'kan sudah me-memaafkanmu, Ahou, le-lepaskan!" Mari masih berusaha melepaskan diri dari Law, SERIUS, BERADA DEKAT DENGAN MAKHLUK SATU ITU BENAR-BENAR MEMBAHAYAKAN, JANTUNGNYA TIDAK AKAN BERTAHAN LEBIH LAMA LAGI.

"He? Bukan itu yang kumaksud, dasar bodoh."

Mari sudah tidak tahu lagi apa yang Law katakan, otaknya sudah buntu, ia tidak bisa berpikir jernih, "Tra-Traffy, lepaskan," atau aku akan pingsan saat ini juga. Lanjut Mari dalam hati.

Kami-sama, tolong aku! 




Hat and Date



Perlahan Law melepaskan tangan kanannya dan membalikkan tubuh Mari hingga berhadapan dengannya.

Mari pun langsung bergerak cepat dengan mundur beberapa langkah sampai tubuhnya tertahan oleh pintu perpustakaan.

Untung saja Law mau melepaskannya, kalau tidak, entah apa yang akan terjadi padanya.

Pokoknya jangan dekat-dekat lagi dengannya seperti tadi, itu berbahaya!

"Kenapa kau ketakutan begitu, memangnya aku mau memakanmu?"

Mari menggeleng kuat dan memeluk kotak pemberian Law dengan erat, "Ja-jangan mendekat!" teriaknya.

"Kau ini kenapa?" Law kembali bertanya, ia mulai berjalan mendekati Mari yang masih menempelkan punggungnya ke pintu.

"A-aku bilang jangan mendekat, berhenti! Berhenti di sana!" lagi-lagi gadis ini berteriak dan ajaibnya, Law benar-benar berhenti meski pemuda itu terlihat luar biasa cuek. Ayo, Mari, kau harus segera pergi dari tempat ini sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mari─"

"O-oke, apa yang kau inginkan, bi-bicara saja di sana, jangan berjalan lagi!"

Dari sudut matanya, Mari melihat Law menyeringai dan ia yakin itu pertanda buruk. Apapun itu, ia tidak siap menerimanya.

Tanpa berkata apapun, Law berjalan pelan ke arah Mari, kedua tangannya ia masukkan ke saku celana, dengan langkah tenang tapi pasti, jarak dengan sang gadis pun semakin menipis.

Dan lagi-lagi, Mari tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia kembali jadi patung.

Padahal perasaan Mari sudah tidak karuan, tapi Law masih saja cuek dan kalem begitu. Ayo, Mari, tenanglah... jangan kalah dengan ketenangannya itu. Fight-o! 

Law menghentikan langkah tepat di depan Mari yang entah sejak kapan sudah menundukkan kepalanya. Ah, dasar payah, kau bilang tidak mau kalah, lalu kenapa menunduk begitu?

Berisik kau suara hati! 

1 menit 

3 menit 

3 menit berlalu dan tak ada tanda-tanda Law akan bersuara. Iya, dia hanya berdiri saja di depan Mari.

Kenapa? 

Dengan pelan dan agak ragu, Mari akhirnya mengangkat kepalanya dan hal pertama yang ia dapatkan adalah ketukan pelan di keningnya.

"Ittai!"  

Sedetik kemudian mata hitamnya membulat saat Law mendekatkan wajahnya ke arahnya dan membisikkan sesuatu ke telinganya.

"..."

"Ba. Ka."

1 detik 

5 menit 

".... TRAFFY BODOH!!!!!" Teriak Mari, wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus karena bisikan pemuda itu.

Tapi... Ia tidak menyangka Law akan mengatakan hal itu.

"Dia... ingat ulang tahunku," gumamnya lirih, "Padahal aku sendiri lupa kalau hari ini ulang tahunku, aduuuuh... Mari kau bodoh sekali!"

Gadis ini mengacak rambutnya karena frustasi tapi ia senang karena Law ingat hari spesialnya, "Traffy─arigatou," ucapnya, ia memeluk erat kotak berisi aksesoris rambut pemberian dari Law dan tersenyum manis.



The End
















OKAY, HAPPY BIRTHDAY, MARI-CHAAAAAN....

Ultah sendiri, dirayain sendiri, HAHAHAHAHA

Seneng ya pasti dapat hadiah dari suami tercinta :D

Aih~ Traffy, bilang saja langsung gak usah pake bisik-bisik segala, noh, si Mari udah gak karuan begitu karenamu tahu! #eh

Uhuk!

Sebenarnya ultah Mari tanggal 4 Januari lalu, tapi Mari sibuk sama urusan sekolah, jadinya baru sempet bikin sekarang X"D

Judulnya agak gak nyambung, ya, iya aku ngerti kok :'(

Hosh!!!

HIS SMIRK!!!! OMG!!!! 
Aku nge-blush O/////O

Haish... Traaaffyyy >///////< *Tubruk → peluk → tendang* /jahat

OI, OI, OOOOIII!!!! 
Kayaknya bikin gif Law itu nyiksa banget deh, kalo udah bikin gak bisa berhenti (bahasamu, Mar)

Ah, tapi dia unyu banget, serius! Atau cuma aku, ya, yang nganggap kalau dia unyu, wkwkwk

TRAAAFFFYYYYY >/////< 
Udah... itu tadi gif terakhir untuk postingan kali ini, sebenarnya udah pernah bikin gif yang seperti ini sih, cuma gak tahu udah di-upload di blog apa belum O.O /sakingbanyaknyabikingifLaw

Gak apa deh, apapun kalo soal Law mah oke aja #wut

Sekali lagi, selamat ulang tahun buat Mari, yaaa... semoga langgeng sama Law XD

Sampai jumpa di postingan selanjutnya~

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Translate

Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.