(~●ω●)~ ~(●ω●)~ ~(●ω●~) Hello, Mari-chan is here ★★★ A cheerful, sweet, innocent and light idiot girl who loves Trafalgar Law more than anyone ♡♡♡ Trafalgar Law's Wife ♡ Fushichou Marco's Niece ★★ Sabo & Echizen Ryoga's Sister★ ★ Whitebeard Pirates & Heart Pirates ★★ Kaidou Kaoru and Momoshiro Takeshi's Bestfriend ★★ One Piece ── One Piece Live Attraction ★ Prince of Tennis ★ Hunter X Hunter ★ Death Note ★ MarcoAce is Life. MarcoAce is Love ♥ Sweet Combi ♥ Rival Pair ♥ Seigaku ★ Extremely biased towards Ishiwatari Mashu and Kimura Tatsunari ♥ Yoroshiku ♥ and welcome to my (weird) blog (ノ゚▽゚)ノ

Wednesday 11 November 2015

Sleeping Time


"Shachi... ne... Shachi..."

"Hmmm."

"Apa kau sudah tidur?"

".........."

"Shachi, kau mendengarku tidak sih!"

".... Hai.. aku... belum tidur... kok."

KRIK!





One Piece © Eiichiro Oda

Sleeping Time © Mari-chan



Bodoh!

Jika kau bertanya siapa penghuni kapal selam kuning ini yang paling bodoh, sudah jelas jawabannya adalah Shachi!

Pemuda itu benar-benar idiot level dewa. DAN SIALNYA, MALAM INI MARI TERJEBAK DENGAN MAKHLUK IDIOT ITU!

Semua berawal dari peraturan bodoh yang mengharuskan seluruh awak kapal berjaga bergantian. Dan lagi-lagi, sial bagi Mari, dia kebagian jatah jaga malam bersama Shachi.

Bolehkah ia menampar pipinya sendiri sekarang?

"Teganyaaaa... tidak sadarkah mereka semua kalau aku ini satu-satunya gadis di sini! Menyebalkan sekali mereka semua!" Mari masih menggerutu tak jelas di atas dek kapal, kedua tangannya juga masih sibuk menampari kedua pipi Shachi yang enak-enakan tidur.

"BANGUN, BODOOOH!"

PLAK!

"ADUH!!!!"

"Kau dari tadi tidur saja! Bagaimana nasibku hah! Aku akan memberitahu Traffy kalau kau tidak bisa jaga malam dengan baik!" teriak Mari, ia menarik kedua pipi Shachi sehingga kedua pipi pemuda itu menjadi merah.

"Sa-sakit," Shachi merintih kesakitan dan memegang kedua pipinya. Gadis ini kalau marah benar-benar mengerikan!

"Huh!"

"Aku tidak akan tertidur lagi, tapi jangan bilang ke Senchou, kau mengerti?" pinta Shachi, ia semakin mengusap pipinya, sial, sakitnya makin menjadi.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!!!!"

"Anooo, berhenti berteriak atau yang lain akan bangun dan kita akan dimarahi."

ME-NYE-BAL-KAN!!!!!!!!

Sepertinya Law salah memilih siapa yang harus jaga malam untuk malam ini, yang satu tukang molor dan yang satu tukang teriak.


(~●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 

Sleeping Time 

(~ ●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 


Shachi yang sudah kembali bangun dengan gaya sok jagoan berjalan mondar-mandir di atas dek kapal yang gelap, sementara Mari masih berdiam diri memperhatikannya dari pojok kapal sambil sesekali melirik kanan kiri dan menguap.

Berada di tengah laut di larutnya malam kadang menyeramkan juga.

Apalagi cahaya hanya berasal dari bulan yang bentuknya tidak bisa dideskripsikan itu.

Memang di atas sana banyak bintang-bintang, tapi keindahan malam ini sama sekali tidak membuat sosok gadis yang juga berada di dek kapal ini bahagia.

Malah sebaliknya. Ia kesal setengah mati.

Bolehkah ia kabur ke kamarnya sekarang juga?

"Shachi... aku ngantuk," katanya, dari tadi ia sudah menguap berkali-kali tapi pemuda yang bersamanya sama sekali tidak sadar.

Tidak peka.

Mari heran deh, jangan-jangan seluruh penghuni kapal ini sejenis dengan kapten mereka.

"Tapi Senchou menyuruhmu jaga malam 'kan, tanggung jawab dong," ujar Shachi sok benar, ia menggerak-gerakkan tangan kanannya di depan wajah Mari yang sudah benar-benar mengantuk.

"Oi, oi, tadi kau sempat tidur dan aku tidak! Jangan rewel ah, kau 'kan laki-laki, tugasmu melindungi gadis sepertiku!" tambah Mari, ia masih mencoba berdebat dengan Shachi agar dirinya diinjinkan tidur.

"Tidak!"

KRIK!

(~●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 

Sleeping Time 

(~ ●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 



Hanya butuh sekitar lima belas menit saja bagi Mari untuk menjelajah alam mimpi. Gadis itu terlihat sudah tertidur nyenyak dalam posisi duduk di atas sebuah kotak kayu yang tadi ia duduki.

"Gadis ini," Shachi menatap sang gadis dengan tatapan tidak percaya.

"Cepat sekali dia tidur," gumamnya, ia tidak tahu lagi harus berbuat apa, di sisi lain, dia ingin membangunkan Mari karena dirinya juga tidak mau ditinggal sendirian tengah malam begini.

Tapi, kalau dia mengganggu Mari dan ketahuan oleh Law Senchou, dirinya bisa dicincang kecil-kecil dan dijadikan sup oleh Penguin untuk sarapan pagi.

Itu─horor...

"Hh, padahal aku juga ngantuk... Dasar si Mari, memanfaatkan posisinya sebagai seorang gadis dan sebagai seseorang yang sangat dilindungi oleh Senchou, aku 'kan jadi tidak berani melakukan hal aneh padanya," celetuk Shachi, ia menanggalkan topinya dan mengacak rambut coklatnya.

"Melakukan hal aneh? Apa maksud kalimatmu itu, Shachi?"

Jedeeerrr.

Bulu kuduk Shachi mendadak berdiri begitu telinganya menangkap sebuah suara, suara yang sebenarnya tidak menyeramkan sih, tapi entah kenapa malam ini suara dari orang itu terdengar lebih horor dari biasanya.

Pemuda ini terbelalak dan menelan ludahnya gugup begitu sosok pemilik suara sudah berdiri di sampingnya "Se-senchou?" Ia menggumam lirih menatap sang kapten, Trafalgar Law.

Law hanya berdiri tenang dengan tangan kiri yang ia masukkan ke saku celana dan tangan kanannya menggenggam sang Kikoku, mata gelapnya masih menatap tajam Shachi yang sudah bercucuran keringat.

"Summimasen, Senchou," buru-buru Shachi meminta maaf kepada kaptennya itu, ia tidak mau menjadi bahan sup untuk sarapan esok pagi.

Ia bahkan belum menemukan gadis cantik yang bisa membuatnya berbunga-bunga. Ya, melenceng. 

Keringat semakin deras mengalir dari pelipis Shachi saat kapten Heart Pirates itu hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun, tapi yang membuatnya hampir mati adalah, tatapan sang shinogekai yang tetap tajam itu tetap saja mengarah padanya, "A-aku tidak bermaksud apa-apa, Senchou─" dan ucapan Shachi mendadak terhenti saat melihat kaptennya itu berbalik arah dan menuju ke tempat Mari yang dari tadi tertidur pulas.

"Se-senchou, aku tidak melakukan apapun pada Mari, percayalah padaku Senchou! Dia tertidur sendiri..."

Law terlihat tak bereaksi meski Shachi sudah menjelaskan apa yang terjadi, dia masih berdiri di depan Mari. Entah seperti apa ekspresinya, jelas saja Shachi tidak melihatnya 'kan?

"Senchou─"

"Shachi!"

Jantung Shachi hampir saja copot saat suara berat kaptennya menyerukan namanya, ia langsung bersikap hormat dengan mengangkat tangan kanannya ke atas kepala "Aye! Captain!" jawabnya tegas. Atau sok tegas?

"Aku akan membawa Mari masuk, kau jaga sendirian."

"Hai!" lagi-lagi Shachi menjawab tanpa protes, dan baru setelah sang kapten pergi membawa Mari, dirinya menyadari apa yang tadi dikatakan olehnya.

Ia harus berjaga sendirian? Sendirian?

"He????? Senchou????"

Tapi dalam hati Shachi bersyukur karena dirinya tidak dicincang oleh kaptennya akibat celetukan mautnya. Serius, ia tidak akan pernah lagi mengatakan hal macam-macam tentang Mari.

Gadis itu bisa membuat nyawanya melayang tanpa dia sadari. Dan itu mengerikan.


(~●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 

Sleeping Time 

(~ ●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 


Setelah membawa Mari yang sudah tidur dari dek kapal dan menuju kamar gadis itu, Law pun membaringkan tubuh kecilnya ke atas tempat tidurnya.

"Hhhh," ia pun mendudukkan diri di samping sang gadis dan menghembuskan napas pelan.

Ternyata Mari memang tidak bisa dipaksa untuk terjaga dalam waktu lama. Lihat saja, baru beberapa jam dia langsung tertidur. Pikir Law.

Perlahan dokter sekaligus kapten kapal ini ikut tiduran di samping Mari, ia lelah. Jadi izinkan sebentar saja ia berbaring. Iya, hanya sebentar.

Mata hitam sang pemuda menatap gadis di sampingnya yang ia yakin sudah menjelajah alam mimpi "Menyebalkan," Law menggumam pelan tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.

Semenit kemudian, pemuda ini bangkit dari tidur tidak niatnya dan kembali memposisikan dirinya untuk duduk. Ia menghela napas.

Perlahan tapi pasti, tangan kanannya terulur ke arah gadis itu dan dengan lembut, Law membelai rambut hitam Mari.

Entah apa yang dipikirkan oleh pemuda ini, Law sendiri bahkan tidak tahu. Jika sudah menyangkut Mari, otak jeniusnya memang kadang tidak berfungsi sama sekali.

Seperti halnya saat dirinya melakukan hal-hal yang sangat out of character hanya karena gadis itu. Seperti sekarang ini?

Sebagai seorang dokter jenius yang tahu segala jenis penyakit, Law tahu pasti apa yang sudah terjadi padanya, ia yang selama ini tidak pernah mempedulikan siapapun itu menjadi seorang yang sangat lain jika sudah memikirkan satu gadis yang sudah ia kenal sejak sepuluh tahun lalu itu.

Iya, ia tahu kenapa dia jadi seperti ini kepada Mari.

"Che," ia mendecih pelan dan segera menarik kembali tangannya dari kepala Mari.

Pemuda dua puluh tiga tahun ini memijit keningnya sejenak "Bodohnya," gumamnya dan dengan segera, Law bergegas meninggalkan kamar Mari sebelum ia melakukan hal-hal lain yang tidak pernah ada dalam pikirannya.

Bersama gadis itu memang agak mengkhawatirkan bagi diri Law sendiri.

Tapi... sebelum langkah kakinya benar-benar membawa Law keluar dari kamar Mari, ia berhenti tepat sebelum menyentuh knop pintu dan menoleh ke arah sang gadis yang ada di atas tempat tidurnya. Sepertinya ia melupakan sesuatu? Tapi apa?

Butuh sekitar 30 detik bagi Kapten jenius ini untuk memikirkan hal apa yang ia lupakan sebelum akhirnya ia kembali melangkahkan kakinya ke tempat tidur Mari dan dengan gerakan cepat, pemuda ini mengecup kening gadis enam belas tahun itu dengan lembut, "Oyasumi..." ucapnya lirih. Ia sedikit menjauhkan diri dari Mari "Bodoh," lanjutnya seraya menyeringai.


(~●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 

Sleeping Time 

(~ ●ω●)~  ~(●ω●)~  ~(●ω●~) 



Senyum tipis mengembang dari bibir Mari saat ia yakin Law sudah keluar dari kamarnya.

"Bodoh," ucapnya, ia mulai membuka matanya dan merasakan wajahnya perlahan menghangat saat mengingat apa yang sudah Law lakukan tadi.

"Siapa yang dia panggil bodoh, dia sadar tidak sih kalau dirinya juga bodoh," celotehnya seraya memeluk boneka kesayangannya dengan gemas.

Pasti tadi Law mengira dirinya sudah tidur.

Awalnya ia agak kaget saat seseorang menggendongnya, saat itu dirinya memang belum tertidur pulas, siapa juga yang bisa tidur dalam posisi duduk begitu, wajar saja ia bisa terbangun karena gangguan kecil.

Dan yang jelas, saat Law menggendongnya itu bukanlah gangguan kecil. Ia jadi ingat saat berada di rumah Keita... kejadian yang hampir sama tapi dengan ending yang uhuk─sedikit berbeda.

"Traffy bodoh," kata Mari, ia terkikik sendiri dan berguling di atas tempat tidurnya. Ia jadi seperti orang tidak waras. Tersenyum sendiri. Tertawa sendiri.

O.O

Beberapa menit kemudian, Mari berhenti berguling-guling dan perlahan menyentuh kepalanya...

Senyum kembali terpeta di wajah Mari. Ugh... ia jelas saja ingat saat tangan hangat Law mengusap kepalanya.

"Kyaaa─mppphh," buru-buru Mari menutup mulutnya yang hampir saja berteriak heboh, ia benar-benar tidak bisa menahannya, rasanya ada bagian dari dirinya yang ingin meledak. Fyuuuuuh, hampir sajaaaa...

Dan juga─

BLUSH!!!!! 

Wajah manis sang gadis kali ini sudah tak ada bedanya dengan kepiting rebus kesukaan Penguin ketika dirinya mengingat hal terakhir yang Law lakukan sebelum pemuda itu pergi.

Ugh! Mari menutup wajahnya karena malu, padahal ia sendirian... tidak akan ada yang melihatnya kan? Tapi entah kenapa... ia benar-benar merasa malu sekarang. Kecupan lembut yang Law berikan di keningnya benar-benar masih terasa sampai saat ini dan membuat jantung Mari hampir berhenti.

Syok sekaligus bahagia. Perasaan yang membuat dadanya menghangat ini─

"Uuuuuggghh... Traffy bodoh! Bagaimana ini, sekarang jantungku berdetak kencang sekali dan wajahku terasa panas..."

O-oh... sepertinya ada yang tidak akan bisa tidur untuk malam ini...  Fufufufufufu

The End


Jangan bunuh sayaaaa lol

Duh, Mari kena racun dari Law beneran ini, dalam waktu seminggu dia berhasil membuat dua fict tentang Law lho *gelindingan*

Padahal tugas Mari masih menumpuk untuk diselesaikan, tapi gadis ini malah dengan santainya ngetik fanfict! Ayo, balang pake kotak tisu (?)

Tapi... uhuk... ini menurutku manis banget, bwahahaha... Law mah tipe-tipe cowok yang gak mau ngungkapin perasaan lewat kata-kata tapi langsung ke perbuatan gitu ya, HAHAHAHAHA

Mari-chan, apakah kau akan baik-baik saja menghadapi pemuda yang dinginnya seperti es kutub selatan tapi bisa membuatmu meleleh itu?

Ugh, serem ya, es yang bisa membuat meleleh O//////O (kamu ngomong apa, Mar)

*cough* 
Ngepost di blog itu gak lengkap kalo gak pake pict... apalagi ini fict spesial tentang Law, sudah pasti pict-nya juga harus Law... dalam mode kece ini...

Di sinilah pertama kalinya aku mengenal sosok pemuda jenius, ganteng, sadis, cakep, aneh, absurd #dor ini... pertama kenal lewat manga sih, dan pas nonton anime-nya, BEUH, SUARANYAAAAAAAAAAA /gak nyante

Di sini juga pertama kali aku kenal suaranya om Kamiya Hiroshi. Aku emang gak terlalu ngeh sama seiyuu sih, ya maaf ToT

AIHYAAAAAAAA 
Yosh... gayanya asik banget ya diaaaa... ahahahaha

Itu tiga orang di belakangnya pasti Penguin, Shachi dan Bepo. Wait, Bepo 'kan bukan orang #plak

Itu Kikoku-nya sedang (?) Duduk santai (????) Di samping sang pemilik, uhuk... pedang yang terlalu keceeeeeehhh >//////<

Sudah dulu ya, mufufufufu, sampai jumpa di postingan Mari selanjutnyaaaaaa..... bubaaaay *peluk erat Traffy* 

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Translate

Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.