(~●ω●)~ ~(●ω●)~ ~(●ω●~) Hello, Mari-chan is here ★★★ A cheerful, sweet, innocent and light idiot girl who loves Trafalgar Law more than anyone ♡♡♡ Trafalgar Law's Wife ♡ Fushichou Marco's Niece ★★ Sabo & Echizen Ryoga's Sister★ ★ Whitebeard Pirates & Heart Pirates ★★ Kaidou Kaoru and Momoshiro Takeshi's Bestfriend ★★ One Piece ── One Piece Live Attraction ★ Prince of Tennis ★ Hunter X Hunter ★ Death Note ★ MarcoAce is Life. MarcoAce is Love ♥ Sweet Combi ♥ Rival Pair ♥ Seigaku ★ Extremely biased towards Ishiwatari Mashu and Kimura Tatsunari ♥ Yoroshiku ♥ and welcome to my (weird) blog (ノ゚▽゚)ノ

Friday 4 January 2019

Visit

One Piece © Eiichiro Oda 
Visit © Mari-chan 

Rumah sakit tempat Law bekerja adalah rumah sakit yang biasa saja. Tak begitu mewah. Pun tak begitu sederhana. Hanya rumah sakit umum yang berada di tengah kota Grand Line.

Setiap harinya bisa diperkirakan berapa orang yang datang untuk sekedar berobat jalan atau membesuk orang sakit yang dirawat di sana. Pasien pun terhitung orang biasa dalam arti bukan dari lingkup keluarga yakuza, artis, pejabat atau sejenisnya.
Tetapi hari ini, 4 Januari 2019. Sejak memasuki rumah sakit, Law sudah disuguhi sekumpulan pengunjung rumah sakit yang—sangat—aneh. Dalam hal ini adalah bentuk penampilan mereka.

Ada yang berbadan sangat besar dan kekar dengan rambut keriting, ada manusia berjubah dan beralis lengkung yang sungguh—apa yang harus dikatakan? Ada yang membawa senjata tajam tapi tidak tajam. Ada pria berpakaian layaknya chef dengan rambut aneh. Manusia bersirip. Dan yang lain—Law tidak bisa menjelaskan satu persatu. Mereka terlalu aneh di matanya.

Di antara belasan orang yang kini memenuhi lobi rumah sakit, hanya dua orang yang Law anggap normal. Satu orang gadis dengan dandanan ala bangsawan dan satu wanita cantik ber-kimono. Selain dua orang itu, Law bahkan tak paham di antara mereka siapa yang paling aneh.

Kalau mereka lebih mirip rombongan sirkus daripada Yakuza, "Hhh, ada-ada saja. Ini 'kan rumah sakit, bukan tempat sirkus," ia menggumam pelan melihat betapa banyaknya manusia berpenampilan nyentrik di rumah sakit pagi ini.

"Trafalgar-sensei, selamat pagi."

Suara Margaret menyapa sopan sambil tersenyum hangat, Law hanya mengangguk sekilas dan berjalan pelan menuju tempat absen pagi.

Tak sampai satu menit Law menyelesaikan absen dan ia dibuat terkejut begitu berbalik arah dan menyadari hampir semua orang itu melihat ke arahnya. Semua orang itu. Melihat. Ke arahnya. Hah? 

Sedetik berlalu, Law mencoba cuek, siapa tahu mereka memang tak punya kerjaan selain mengamati orang absen. Hhh, semakin hari semakin banyak orang aneh. Jika dipikir, hampir semua yang ditemui Law kan termasuk aneh ya? sialan. Law mendecih.

"Kau yang bernama Traffy?"

Law—yang memiliki tingkat pengendalian emosi terbaik di seluruh kampus—hampir menjatuhkan pulpen yang berusaha ia masukkan ke kantong snellinya ketika suara cempreng itu terdengar, dan ia lebih terkejut mendengar nama Traffy yang keluar dari sang penanya yang tak lain adalah gadis berpenampilan ala bangsawan yang beberapa detik lalu masih terlihat duduk di kursi tunggu.

Kapan dia beranjak dari kursinya? Tahu-tahu sudah berdiri di depan Law begini. 

Tidak, seharusnya bukan itu yang menjadi fokus utama Law.

Iya.... Seharusnya fokus utamanya adalah, kenapa dia bisa memanggilnya Traffy? Traffy??? Telinga Law masih normal, tidak mungkin dia salah dengar. Gadis itu benar-benar memanggilnya Traffy! What the.... 

Bagaimana bisa dia memanggilnya begitu? Setahu Law hanya ada satu orang di dunia ini yang memanggilnya seperti itu. Dan itu—hah? Tunggu sebentar. "Kau?" Law melebarkan mata, menyadari ada sesuatu yang janggal dengan kejadian pagi ini.

"Waaah, jadi benar, ya, kau adalah Traffy! Hahahahaha, Izou, dia yang namanya Traffy!" gadis di depan Law melompat dengan cepat, ekspresinya terlihat luar biasa ceria. Kenapa dia malah kegirangan begini? Piki Law sweatdrop. Gadis aneh.

"Haruta berhenti berteriak, ini rumah sakit, bukan taman hiburan!"

Tersentak, tatapan Law teralih dari gadis yang dipanggil Haruta— yang seketika menghentikan gerakannya seraya menutup mulut— ke seseorang yang menasehatinya. Seketika ia mendelik horor, manik gelapnya menatap sosok wanita ber-kimono yang tadi sempat ia kira paling normal di antara yang lain.

'Wanita' yang tadinya juga masih duduk itu kini sudah berdiri di sebelahnya. Yang membuat Law syok luar biasa adalah..... wanita—oke, sepertinya Law harus berhenti memanggilnya wanita, KARENA DIA MEMILIKI SUARA LAKI-LAKI. WHAT THE HELL!!! Law menarik kata-katanya yang menyatakan bahwa dia normal, dia ternyata yang paling aneh di antara yang lain. Dan tadi ia bilang bahwa dia 'cantik'. ...... Oke sekarang Law merinding.

"Kau tidak buruk juga," lelaki ber-kimono memperhatikan Law dari atas hingga bawah, membuatnya sangat tidak nyaman. apa-apaan orang ini? Dan tolong, Law tidak butuh pendapat tentang penampilannya dari lelaki berpakaian wanita sepertimu. Terima kasih.

Tunggu sebentar, tadi gadis itu memanggil lelaki ber-kimono 'Izou'. Nama itu terdengar tidak asing. Law pernah mendengarnya. Tapi di mana? Sang dokter bedah mulai menggali isi pikirannya.

"Haruskah kami memperkenalkan diri?"

Law memicing menatap Izou, ia membenarkan letak kacamatanya. Ya terserah kalian lah. Law tidak peduli. Ia memutar bola mata. Yang penting cepat kalian pergi dari sini.

"Kami saudara Marco."

"..........." nama satu itu sukses membuat Law terdiam. Marco? Marco? Edward Marco???? Chotto, Saudara Marco? Mereka semua saudara Marco.

What the f*ck!

Sekarang Law ingat semuanya.

Iya, Mari pernah menyebut nama Izou di ceritanya. Dan sekarang Law melihat sendiri lelaki bernama Izou ini. Law mengangkat alis. Gila, Izou yang selama ini diceritakan Mari melebihi ekspektasinya. Bukan dalam arti kata yang baik tentu saja.

Tunggu, apa berarti ini ada hubungannya dengan—

"Oh tenang saja, keponakan tersayangku itu tak tahu kalau kami datang menemuimu, Pak Dokter," Lelaki bernama Izou menyela seolah dia mengerti isi pikiran Law. Orang ini seperti Marco, dalam penampilan yang lebih eerrr—tidak jelas. Marco juga tidak jelas, tapi setidaknya Marco lebih normal. Eerr tidak juga sih.

Law menggeleng cepat, mengusir pikirannya barusan, "Lalu? Apa Marco-ya yang menyuruh kalian datang?" Ia bertanya dengan nada datar, jika Mari tidak terlibat. Pastilah ini ulah Marco. Tapi, bukan sifat Marco sekali seperti ini. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantong jas dokter yang ia kenakan.

"Marco? Hohohoho."

Pria itu tertawa seraya menutup mulutnya dengan kipas. Sebentar, sejak kapan dia bawa kipas? Law mulai pusing melihat kelakuan salah satu 'ojisan' Mari.

"Ya jelas bukan~ ini inisiatif kami sendiri."

Law menaikkan alis, "Hah?"

"Kunjungan untuk melihat tempat kerja calon anggota keluarga baru kami," Izou menjawab serius, ditambah tatapan mata yang nampak sinis.

Law bergidik. Bukan karena tatapan itu, tapi karena ucapannya. Lha, anggota keluarga baru? Kenapa dia jadi merinding? Mari, keluargamu kenapa begini?

"Traffy, boleh kupinjam stetoskopmu?" gadis bertubuh kecil bernama Haruta yang tadi kembali berulah dan mencoba merebut alat kedokterannya.

"Tidak!" bentaknya, ditatap sadis gadis bersurai cokelat pendek dengan pandangan galak.

"Jas putihmu?" kini Haruta menarik jas dokternya.

"Tidak boleh!" Law mulai merasakan kepalanya berasap, "Dan ini namanya Snelli!"

Haruta menjulurkan lidah, "Traffy pelit!"

Law menggeram dalam hati, gadis ini persis seperti Mari. PERSIS! Perlu diulangi?? Tidak? Ya sudah.

Sekarang Law tahu kenapa Mari cerewet dan hiperaktif! DAN MENYEBALKAN! LIHAT SAJA KELUARGANYA! "Berhenti memanggilku Traffy!" bentaknya pada sang gadis berbaju hijau. Yang nampak tidak terganggu sama sekali.

YAKIN SATU JUTA PERSEN, GADIS INI YANG MERACUNI MARI UNTUK TIDAK TAKUT PADA BENTAKANNYA. YAKIN! Law mulai emosi. Sabar Law, ini masih pagi. Jangan buang-buang tenaga untuk mereka. Ia selalu heran kenapa Mari bisa secerewet itu padahal Marco kalem, ternyata racunnya berasal dari keluarga besar Shirohige. YANG BENAR-BENAR KELUARGA BESAR.

"Oh, panggilan Traffy hanya khusus buat Mari, ya, hohoho."

Law mendelik. Memberikan deathglare maut—yang lagi-lagi tidak mempan untuk Haruta. Gadis ini menyebalkan! Mari memang menyebalkan, TAPI GADIS INI LEBIH MENYEBALKAN! "Pulang sana, aku ada kerjaan," usirnya galak.

Kunjungan macam apa ini? -,- tidak usah mengunjungi Law saja kalau hanya ingin mengganggu.

"Kami sudah bertemu denganmu, jadi kami akan pulang," ucap Izou enteng.

What? 

"Oh iya, apa kau tidak penasaran kenapa kami semua berada di Grand Line. Padahal rumah kami ada di Shin Sekai?" Law ingin menjawab dirinya tak peduli, "Karena hari ini Mari-chan ulang tahun dan kami akan merayakannya bersama-sama... Jadi kau tidak perlu datang ke rumah. MENGERTI, LAW-SENSEI?"

Hah? APA MAKSUDNYA ITU? Enak saja, memang mereka siapa seenaknya mencegah Law datang ke rumah Mari di hari ulang tahun gadis itu.

"Selamat bekerja, Law-sensei~"

Law terbengong di depan meja resepsionis menyaksikan satu persatu keluarga Marco melangkah pelan keluar dari rumah sakit. Satu persatu dari mereka menepuk pundaknya dan menyebutkan nama mereka.

Thatch, yang selalu memasak untuk Mari dan Sabo.
Vista, yang mengajari Sabo bela diri.
Jozu, bodyguard mereka.
Jiru, yang sering merawat mereka berdua.
Rakuyo, entah apa yang dikatakan orang tadi. Dia pelawak?
Atmos, Kingdew, Bleinhem, Curiel, Fossa, Kingdew, Blamenco.......

Serius itu semua ojisan Mari? Kenapa firasat Law buruk ya? Ulang tahun Mari pasti kacau.

"Oh iya, pak Dokter."

Law menatap pria berambut cokelat nyentrik yang mengaku bernama Thatch, "ada apa?" jawabnya.

"Jika kau membuat Mari-chan ku (sayup-sayup Law mendengar semua berseru, Mari milik kita semua woi, Law ingin menjedukkan kepala ke meja resepsionis) menangis, akan kupastikan kau tidak bisa memegang pulpen itu."

Law tidak peduli, memang siapa yang akan membuat Mari menangis? Tapi ia tersenyum tipis menyaksikan mereka begitu protektif pada Mari, kepalanya mengangguk. "Tidak perlu khawatir," jawabnya.

"Oke, aku percaya padamu!"

Sudah pergi sana, batin Law.

"Mereka aneh, ya, Trafalgar-sensei."

Law mengangguk. Mimpi apa ia semalam sampai bisa bertemu makhluk-makhluk seperti mereka di pagi harinya?

.

"Mari, ke rumah sakit sekarang juga!"

"Eh? Mari masih di sekolah!"

"Ya sudah, aku yang ke sekolahmu!"

".....hah?"

Traffy kenapa sih? O.O Mari menatap ponselnya dengan tatapan heran. Tiba-tiba saja Law meneleponnya dan hanya mengatakan itu lalu memutus sambungan telepon. Ada apa dengannya???

Di rumah Sakit, Law mencatat sesuatu di kertas memo dan menyerahkannya pada Monet.

"Kencan? Dengan Mari-chan kah, kawai ne Law-kun."

"Aku hanya ingin menyelamatkannya dari kumpulan makhluk idiot yang sialnya adalah keluarganya sendiri," ujar Law, raut wajah kesal masih terpampang di wajahnya. Tekadnya sudah bulat dan ia harus ke sekolah Mari terlebih dahulu sebelum merekalah yang membawa Mari pergi.

"Oh, semoga sukses Prince Charming~"

"DIAM!"

Suara tawa Monet mengiringi langkah Law keluar dari rumah sakit.

—The End— 

EAAAAAA HEPI BESDEY, MARI-CHAAAAAAAN >////< 

Ini buat ulang tahunnya Mari tapi dia sendiri munculnya seuprit wkwkwk mana ga ada Marco juga, ga ada Sabo pula :/ 

Ini sebenarnya ngambil dari Drabbletober karena fict spesial ultahnya Mari gak jadi² karena kebanyakan kerjaan /halahalasan 

Yah intinya mau ngucapin met Ultah ya OC tercinta Fujisaki Mariiiiiii.... semoga makin langgeng sama Law, makin disayang sama keluarganya dan sekolahnya makin pinter /inisusah /dibalang 

Shirohige Kaizokudan 
The gangster wkwkwkwk /BUKAN

Thatch, Marco, Ace, Izou 
Kayak Yakuza BWAHAHAHAHAHA YA NASIBMU LAW, KAMU BAKAL PUNYA KELUARGA MACAM MEREKA WKWKWKWKWKWK /nak

Selamat ulang tahun Mariiii... sekalian selamat ulang tahun Aceee... ultah Mari dan Ace beda 3 hari jadi sekalian ya /GA

Happy New Year aaaalllll..... more success for us 😘 bubaaaay~ 

No comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Translate

Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.